Rabu, 11 Mei 2016

Negeri Olok Gading Selayang Pandang


NEGERI OLOK GADING SELAYANG PANDANG
Kampung Tua nan UNIK di Kota Bandar Lampung


Kelurahan Negeri Olok Gading yang terletak pada garis bujur[1] : -5026’52.08” dan garis lintang : 105014’51.4”, merupakan bagian wilayah administratif dari Kecamatan Teluk Betung Barat. Negeri Olok Gading juga merupakan salah satu Kampung Tua[2] yang ada di Provinsi Lampung hal ini dibuktikan dengan masih adanya Rumah Adat kebandaran Marga Balak seperti terlihat dalam Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Rumah Adat Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir
Sumber : www.duniaindra.com



Kampung tua Negeri Olok Gading sudah diakui keistimewaannya dalam hal Sosial Budaya oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung, hal ini dibuktikan dengan telah ditetapkannya Kelurahan Negeri Olok Gading sebagai salah satu kawasan cagar budaya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung  Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2030. Sebagai kawasan cagar budaya Kelurahan Negeri Olok Gading dapat dimanfaatkan dan diKelurahanola serta dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata (Perda Kota Balam No. 10 2011:31). 

Negeri Olok Gading berbatasan langsung dengan beberapa Kelurahan lain yang ada di wilayah Kota Bandar Lampung dengan rincian sebagai berikut :
·      Sebelah Utara     :  Kelurahan Sumur Putri
·      Sebelah Selatan   :  Kelurahan Bakung
·      Sebelah Timur     :  Kelurahan Kuripan
·      Sebelah Barat     :  Kelurahan Sukarame II
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut ini :

                 
Sumber : Proposal Minat PLPBK Tahun 2013 Kelurahan Negeri Olok Gading
Gambar 2.  Peta Wilayah Administratif Kelurahan Negeri Olok Gading

a. Kondisi Sosial & Budaya
Negeri Olok Gading memiliki keunikan tersendiri dibanding wilayah lain di Kota Bandar Lampung seperti kondisi geografis dan topografis yang berbukit-bukit, dibatasi oleh sungai besar Way Kuripan namun juga memiliki hamparan tanah datar untuk pertanian, hingga perikanan. Potensi Sosial Budaya yang relatif homogen, Potensi Ekonomi dan  Lingkungan banyak yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan kualitas hidup.


Negeri Olok Gading memiliki keunikan tersendiri dibanding wilayah lain di Kota Bandar Lampung seperti kondisi geografis dan topografis yang berbukit-bukit, dibatasi oleh sungai besar Way Kuripan namun juga memiliki hamparan tanah datar untuk pertanian, hingga perikanan. Potensi Sosial Budaya yang relatif homogen, Potensi Ekonomi dan  Lingkungan banyak yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan kualitas hidup.

Berdasarkan Data Kependudukan pada Tabel 1 dibawah ini, Kelurahan Negeri Olok Gading memiliki jumlah penduduk 6.392 Jiwa, 1.506 KK yang terdiri dari 3.351 jiwa laki-laki dan 3.041 jiwa perempuan. Pada Tabel 1 tersebut dapat diketahui sedikitnya terdapat dua  permasalahan sosial yaitu pengangguran dan Keluarga Pra KS 1 yang perlu dicarikan solusi pemecahannya. Terdapat 1.055 jiwa pengangguran atau 17% dari jumlah total penduduk, permasalahan ini hendaknya menjadi perhatian semua pihak terkait untuk segera dicarikan solusi, melalui program-program pengentasan kemiskinan yang tepat agar ekses negatif dari pengangguran dapat diminimalkan.  

             Tabel 1. Data Kependudukan Kelurahan Negeri Olok Gading
Sumber : Proposal Minat PLPBK Negeri Olok Gading 2013 & data diolah 2015


Pada Tabel 1 poin ke 6 dapat diketahui jumlah Keluarga Pra KS adalah 600 KK atau 40% dari jumlah Keluarga yang ada di Kelurahan Negeri Olok Gading. Keluarga Pra KS 1 menurut BKKBN[1] yaitu Keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga Sejahtera I atau indikator kebutuhan dasar Keluarga seperti berikut : pada umumnya anggota Keluarga makan dua kali sehari atau lebih, anggota Keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian, rumah yang ditempati Keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik, bila ada anggota Keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan, bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi, semua anak umur 7-15 tahun dalam Keluarga bersekolah.

Penanggulangan kedua masalah sosial diatas membutuhkan penanganan terpadu serta komprehensif dari semua pihak seperti Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Tenaga Kerja, SKPD terkait serta Kelompok Peduli lainnya.





[1] http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx

Peraturan Daerah Pemerintah Kota Bandar Lampung nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Bandar Lampung menetapkan Kelurahan Negeri Olok Gading sebagai salah satu kawasan Cagar Budaya, hal ini bukanlah tanpa dasar dalam Tabel 2 dibawah ini terlihat bahwa Negeri Olok Gading relatif homogen karena penduduk asli suku bangsa Lampung sebanyak 4.800 jiwa atau 59,81%.

Tabel 2. Komposisi Suku Bangsa di Kelurahan Negeri Olok Gading
Sumber : Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading & * Data diolah 2015

Komposisi penduduk Kelurahan Negeri Olok Gading sangatlah beragam kelompok suku bangsa, terbanyak kedua adalah Sukubangsa Sunda sebesar 37,40%, ketiga Suku Bangsa Jawa dengan 1,79% sementara Suku Bangsa Bali menempati urutan terakhir sebesar 0,06%. Keunggulan dari sisi komposisi penduduk yang relatif homogen menjadikan keunggulan tersendiri bagi Kelurahan Negeri Olok Gading. Struktur marga yang masih berlaku, adat budaya juga masih dilaksanakan pada even-even tertentu menjadi bukti bahwa masyarakat Negeri Olok Gading dengan segala keterbatasan yang ada berupaya melestarikan budayanya ditengah arus modernisasi. Berikut dijelaskan beberapa permasalahan pelestarian adat budaya Lampung terkendala berbagai masalah diantaranya sebagai berikut :

1.      Terbatasnya sarana & prasarana untuk menunjang pelestarian adat budaya Lampung. Seperti dikarenakan desakan faktor ekonomi banyak rumah-rumah yang memiliki ornamen asli Lampung berpindah status kepemilikan dan diubah menjadi rumah biasa dikarenakan mahalnya biaya perawatan dan pemeliharaan rumah tradisional, sehingga dari beberapa rumah adat hanya tersisa 1 rumah adat yang menjadi ikon dari Negeri Olok Gading.
2.      Rendahnya minat generasi penerus untuk mempelajari seni budaya Lampung asli. Hal ini dapat diakibatkan bersumber dari derasnya arus globalisasi dan westernisasi dimana terdapat mindset pada para generasi muda tersebut bahwa hal-hal yang berbau tradisional dianggap ketinggalan jaman dan kurang keren.

3.      Belum adanya wadah/organisasi untuk mengkoordinir secara profesional seni budaya tersebut, karena bukan tidak mungkin apabila dikelola dengan baik akan memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi kemakmuran para penggiat seni budaya yang notabene adalah masyarakat Kelurahan Negeri Olok Gading itu sendiri.

b. Kondisi Ekonomi
       Kelurahan Negeri Olok Gading sebagai salah satu Kelurahan yang terletak dikawasan perkotaan Bandar Lampung merupakan tipikal Kelurahan yang non agraris, hal tersebut dapat tercermin pada Tabel 3 dibawah ini dimana mata pencaharian penduduk menitikberatkan pada sektor jasa dan perdagangan. Peringkat pertama adalah kaum buruh sebesar 1.015 jiwa atau 35,30%, peringkat kedua diduduki oleh kaum pedagang sejumlah 315 orang atau 10,96%. Dalam Tabel 3 ini juga terlihat penjahit, montir dan pengusaha masing hanya 5 orang atau 0,17% merupakan pekerjaan yang paling sedikit pelakunya di Negeri Olok Gading.


Tabel 3. Komposisi Mata Pencaharian Kelurahan Negeri Olok Gading
Sumber : *Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading &** Data diolah 2015

Sarana dan prasarana perekonomian di wilayah administratif Negeri Olok Gading sangatlah terbatas, seperti ketiadaan pasar tradisional sebagian besar hanya warung-warung kecil dan Kelontongan tradisional yang menjual kebutuhan hidup sehari-hari warga Negeri Olok Gading. Keterbatasan sarana dan prasarana perekonomian ini dapat dimaklumi karena Negeri Olok Gading memiliki akses yang relatif mudah ke pusat-pusat perkonomian dan perdagangan tradisional seperti Pasar Mambo, Pasar Cimeng atau ke pusat-pusat perbelanjaan modern seperti Hypermart, Chandra Super Store serta minimarket Alfamart yang terletak dikawasan Ruko City Walk Citra Garden. Pada Tabel 4 dibawah ini, dapat terlihat dengan detail sarana prasarana perekonomian dan bisnis yang ada di Kelurahan Negeri Olok Gading.


Tabel 4. Sarana Perekonomian Kelurahan Negeri Olok Gading
Sumber :  Monografi Kelurahan Negeri Olok Gading & * Up dating data Hasil Pemetaan Swadaya th 2014

Sejalan dengan perkembangan perumahan elit Citra Garden yang mulai memasarkan Ruko City Walk maka prasarana bisnis dan perekonomian Negeri Olok Gading juga mulai berkembang hal ini ditandai dengan adanya minimarket Alfamart, Indomaret, Kafe LOVE Steak & Coffe , Galeri ATM yang terdiri dari ATM BRI, BCA serta Muamalat. 

 Sumber Dokumentasi : Pemetaan Swadaya PLPBK
Foto 2. Minimarket Indomart, Cafe LOVE Steak & Coffe

Berkembangnya kawasan Ruko doubel decker City Walk bukan tidak mungkin akan menjadi small bussiness area di Teluk Betung Barat dan sekitarnya. Menggeliatnya perekonomian di kawasan ini akan memberikan multiplier efek bagi warga sekitar mulai dari sektor formal dan informal seperti penyerapan tenaga kerja, jasa angkutan ojek, warung makan dll, untuk itu bahu membahu antara warga dan aparat pemerintah dan keamanan guna menciptakan keamanan serta ketertiban masyarakat mutlak untuk dilakukan guna menarik sebanyak mungkin investor mau menanamkan modalnya ke Negeri Olok Gading. 

           Sumber : http:www.saibumi.com          Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK
Gambar 4.Galeri ATM dan Ruko Double Decker City Walk Citra Garden

Berkembangnya suatu daerah dapat tercermin dari beragamnya industri maupun UKM yang ada didaerah tersebut, tidak terkecuali untuk Kelurahan Negeri Olok Gading. Sebagai kelurahan yang terletak didaerah perkotaan tipikal kelurahan non agraris dapat dilihat pada data Tabel 5 dibawah ini, dimana sektor usaha yang mendominasi dan berkembang adalah sektor usaha yang non agraris seperti perdagangan dan jasa, sementara sektor lain pertanian, perikanan hanya sebagai pelengkap. 

Tabel 5. Industri di Kelurahan Negeri Olok Gading

Sumber : Monografi Kel NOG, *data PS PLPBK & **data diolah 2015

Berdasarkan Tabel 2.5 diatas terdapat hal unik untuk dicermati yaitu usaha rumah kontrakan menjadi pilihan pertama warga Negeri Olok Gading untuk melakukan usaha hal ini dibuktikan dengan persentase sebesar 68,4%, kemudian disusul dengan industri kecil seperti pengrajin tahu tempe, emping melinjo dll menempati urutan kedua sebesar 10,74%. Sementara usaha yang membutuhkan keahlian khusus serta modal yang besar menempati urutan terakhir pilihan seperti bengKelurahan motor dan sepeda, tukang potong rambut, kolam renang, toko, minimarket dan cafe.

c. Kondisi Lingkungan
Negeri Olok Gading yang terdiri dari 2 lingkungan dan 14 RT memiliki luas lahan 109 hektar dimana 46% digunakan sebagai lahan permukiman dan hanya seluas 4 hektar atau 4% yang digunakan sebagai lahan produktif yang terdiri dari 1% lahan untuk perkantoran dan 3% lahan untuk pertanian (persawahan, perkebunan) dan perikanan (ikan hias, ikan konsumsi seperti lele, gurame dll)seperti terlihat dalam Tabel 6 dibawah ini. Hal ini tidaklah terlalu mengherankan dikarenakan Negeri Olok Gading bukanlah Kelurahan agraris yang mengandalkan penghasilan warganya dari sektor pertanian atau subsektor pertanian lainnya.

Tabel 6. Penggunaan Lahan Kelurahan Negeri Olok Gading
Sumber : Monografi Kelurahan NOG & * data diolah 2015

Sarana dan Prasarana Kesehatan Negeri Olok Gading dapat dikatakan sangat terbatas, hal ini dapat terlihat pada Tabel 7  dibawah ini dimana hanya terdapat 1 Puskesmas Pembantu, 1 Balai Pengobatan untuk melayani seluruh warga Negeri Olok Gading yang berjumlah kurang lebih 6.392 jiwa  dan 5 Posyandu yang tersebar di 12 RT untuk melayani kesehatan masyarakat, para Ibu hamil serta Balita.

Tabel 7. Prasarana Kesehatan Kelurahan Negeri Olok Gading 
Sumber :  Proposal Minat PLPBK Kelurahan Negeri Olok Gading th 2013
Namun untuk layanan kesehatan yang bersifat primer atau bahkan sifatnya emergency  warga Kelurahan Negeri Olok Gading tidak terlalu khawatir dikarenakan Kelurahan ini dekat dengan akses layanan kesehatan seperti RSUD dr Dadi Tjokrodipo milik Pemerintah Kota Bandar Lampung dan beberapa rumah sakit swasta yang ada disekitar Negeri Olok Gading. 


Infrastruktur jalan di Kelurahan Negeri Olok Gading tersebar di 14 RT dan 2 lingkungan, meliputi 1.300 meter jalan aspal, 180 meter rabat beton, 700 meter paving block dan 100 meter jalan tanah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 dibawh ini. Namun seiring berjalannya waktu terdapat penambahan panjang jalan aspal baru yang dibangun oleh Pemkot Bandar Lampung. Jalan Paving Block mengalami pengurangan diakibatkan oleh telah rusaknya paving block di beberapa titik ruas jalan yang telah lama dibangun.
Tabel 8. Infrastuktur Jalan di Negeri Olok Gading
Sumber : Proposal Minat Program PLPBK Negeri Olok Gading th 2013

Demikian sekilas informasi tentang Negeri Olok Gading dengan beragam keunikan yang dimilikinya. Semoga bermanfaat...


SALAM PEMBERDAYAAN 
To Be Continued


[1] Sumber : geoview.info/Kelurahanurahan negeri olok gading
[2] Kampung Tua : Kampung asli masyarakat Suku Lampung yang masih memegang teguh adat istiadat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar